Minggu, 10 Januari 2016

Just Want To See You Happy

Hey..
Aku tahu kamu membenciku atas apa yang aku lakukan, memang nggak seharusnya aku ngelakuin hal itu.
Iya, aku nggak berhak buat ikut campur soal hubungan kamu sama dia. Lagipula juga aku itu siapa kamu ya sok-sok an mengatur kamu gitu, sampe lupa diri aku ya hehe.

Sebenernya niat aku mencampuri hubungan kamu bukan seperti yang kamu pikirkan, aku nggak pernah berniat untuk merusak hubungan seseorang, apalagi seseorang yang aku sayangi, nggak sama sekali nggak berniat begitu.
Iya, aku memang nggak kenal dia, sosok yang selalu kamu kagumi, yang selalu kamu nanti kehadirannya dan kabarnya, yang juga selalu kamu sayangi. Namun meskipun kamu bilang kalau aku nggak kenal dia, bukan berarti aku nggak bisa baca bagaimana karakter dia. Aku bisa tau gimana karakter dia, hanya dengan melihat cara dia memperlakukanmu selama ini. Tapi aku tidak ingin mengatakannya, karena nanti takutnya itu dianggap sebagai prasangka buruk aja.

Niat aku sebenarnya adalah membuat kamu dan dia kembali baikkan, ya itu niat aku untuk menghubunginya, karena aku tau kamu selalu bertanya tanya "bagaimana kabar dia?".
Tapi sayangnya, kamu hanya melihat tindakanku dengan sebelah mata.

Jadi, aku buat pesan yang panjang ini agar kamu tau apa maksud dan tujuanku. Aku tau, sekeras apapun usahaku nanti, tetap saja kamu tidak melihat itu sebagai perjuanganku.

Yes, i just want to see you happy with him and if one day he left you again.. Just look behind you, i'm still watching you.

Rabu, 06 Januari 2016

Kenapa Aku Mengertimu?

Hey, apa kabar kamu? Semoga kamu selalu baik ya.
Kita akhir-akhir ini udah jarang komunikasi yaa, yah itu karena kamu yang nggak pernah ngebales pesan dari aku, yaudah gapapa aku paham sama apa yang saat ini kamu rasakan kok.
Paham? Iya aku paham sama apa yang saat ini kamu rasakan. Mungkin bagi kamu aku ini sok tau ya soal perasaan kamu, apalagi kan yang mahamin cowok lagi, yang dominannya main logika daripada perasaan.
Oke, iya aku emang lebih suka memakai logika aku dibanding perasaan aku. Tapi ada kalanya, logika kalah sama perasaan. Kamu tau kenapa gitu? Logika kadang terbatas oleh ilmu pengetahuan semata, sementara perasaan tidak terbatas oleh apapun.. Kamu hanya bisa tau bahwa perasaanmu begitu dalam ketika kamu menangis, sayangnya perasaan masing-masing manusia itu berbeda takarannya.
Dan posisiku saat ini adalah perasaanku lebih dominan daripada logika.

Oke kembali lagi ke hal dimana aku "paham" dengan apa yang kamu rasakan. Kamu sadar nggak? Kita bagaikan berbaris dalam satu baris, ada 3 orang yang berbaris.
Yang pertama adalah dia yang kamu sayangi, yang kedua adalah kamu, dan yang ketiga adalah aku. Kemudian kita bertiga berlari bersama, dan kamu sama dia berlari bergandengan, sementara aku hanya mengikutimu dan memperhatikanmu dari belakang. Seiring waktu berjalan, dan seiring waktu aku memperhatikanmu.. Aku lihat kamu dan dirinya mulai merenggang, aku lihat dia yang perlahan melepaskan genggamanmu, dan kemudian dia pergi begitu saja meninggalkanmu sendiri.
Kamu terdiam menangis melihatnya pergi, dan perlahan aku menghampirimu.. Mencoba mengajakmu bicara dan menceritakan apa yang kamu rasakan. Kemudian kamu hanya bercerita sembari menangis di sampingku.

Waktu berlalu, aku sekarang ada disampingmu bukan dibelakangmu lagi, aku menemani hari-hari mu, mencoba membuatmu tertawa dan melupakan dirinya.
tapi disampingmu-pun aku tetap bukanlah yang spesial untukmu, kamu masih menunggu dirinya yang meninggalkanmu, masih mengharapkan sebuah pesan singkat darinya, kamu merindukannya.

Baru kemarin kita tertawa bersama, menceritakan banyak hal yang tidak masuk akal. Namun sekarang, bahkan pesan singkat dariku pun tidak pernah kamu membalasnya. Ya aku paham, kehadiranku saat ini mungkin mengganggu suasana hatimu, hati yang selalu kamu jaga hanya untuk dirinya yang kamu sayangi, dan aku sekarang hanya bisa kembali memperhatikanmu dari belakang, menatap punggumu kembali, bukan wajah dan tatapan matamu.

Kamu paham dengan apa yang aku ceritakan tadi?
Kesimpulannya adalah, kita sedang sama-sama saling menunggu seseorang yang kita sayangi, padahal kita tau kalau itu adalah menunggu yang sia-sia.

Kamu menunggu dia yang bahkan tidak peduli bagaimana kabarmu dan aku menunggu dirimu, yang juga tidak pernah melihat dan menganggap perjuanganku.